Ella Nurlaila
07 Oktober 2025
Shutterstock

Benarkah Melahirkan Bayi Prematur Berukuran Kecil Lebih Mudah?

Banyak ibu hamil yang merasa cemas menjelang persalinan. tentu semua ibu hamil mengharapkan dapat melahirkan dengan lancar dan bayinya sehat, dengan metode persalinan apapun. Namun, kadang ada hal tidak terduga yang tidak direncanakan menjelang persalinan. Misalnya, Mums mengalami kontraksi lebih dini sebelum perkiraan hari persalinan tiba, sehingga bayi harus dilahirkan prematur.

Persalinan preamtur adalah kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Salah satu pertanyaan yang kadang muncul adalah apakah melahirkan bayi prematur lebih mudah dibandingkan melahirkan bayi cukup bulan. Hal ini biasanya didasari oleh anggapan bahwa bayi prematur berukuran lebih kecil, sehingga proses persalinan lebih cepat. Namun, apakah benar demikian? Berikut fakta-fakta sebenarnya!

Baca juga: Sudah Lewat HPL, Bayi Belum Lahir Juga? Ini Penyebabnya!

Proses Persalinan Bayi Prematur

Secara logika, ukuran bayi prematur memang lebih kecil dan berat badannya lebih rendag dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan. Kondisi ini bisa membuat proses bayi melewati jalan lahir menjadi relatif lebih mudah. Beberapa ibu melaporkan bahwa mengejan terasa tidak terlalu berat karena ukuran bayi yang kecil.

Namun, kemudahan tersebut tidak selalu berlaku pada semua kasus. Ada beberapa faktor yang memengaruhi persalinan itu akan menjadi “mudah” atau “sulit”

Proses persalinan tidak hanya ditentukan oleh ukuran bayi. Ada banyak faktor lain yang memengaruhi, seperti:

1. Posisi bayi di dalam kandungan

Ketika posisi janin belum siap dilahirkan, yaitu kepala belum turun ke bawah atau bahkan bayi masih melintang, maka ini menjadi tantangan sendiri dalam proses persalinan normal.

2. Kekuatan kontraksi rahim

Untuk melahirkan dengan cara normal, kekuatan kontraksi rahim harus kuat agar bisa mendorong bayi ke luar. Kadang seorang wanita tidak cukup kuat kontraksi rahimnya sehingga menghambat persalinan karena faktor bayi, seperti ukuran besar atau posisi abnormal, serta faktor ibu, seperti panggul kecil, kelelahan, stres, atau rahim yang terlalu meregang akibat kehamilan ganda atau polihidramnion. Kondisi seperti disfungsi uterus, penggunaan oksitosin terlalu lama, atau anemia ibu juga dapat menjadi penyebabnya. 

3. Bentuk dan ukuran panggul ibu

Panggul sempit biasanya menjadi penghambat persalinan normal, baik bayi lahir cukup bulan atau prematur. Panggul sempit, di mana panggul ibu lebih kecil daripada ukuran kepala bayi, dapat menyulitkan persalinan normal dan berisiko menyebabkan persalinan macet, gawat janin, atau cedera pada ibu dan bayi. Umumnya, ibu dengan panggul sempit disarankan menjalani operasi caesar untuk mengurangi risiko komplikasi. 

4. Kondisi kesehatan ibu saat melahirkan

Penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, obesitas, usia ibu di atas 35 tahun, riwayat operasi caesar sebelumnya, bisa menjadi penyulit persalinan normal, termasuk saat melahirkan prematur.

5. Faktor psikologis, seperti rasa cemas atau takut

Kondisi ini juga bisa memengaruhi proses persalinan.

Dengan kata lain, meskipun ukuran bayi prematur lebih kecil, belum tentu persalinannya lebih mudah dibandingkan bayi cukup bulan.

Risiko Persalinan Prematur

Persalinan bayi prematur juga bisa menimbulkan risiko lebih tinggi, baik bagi ibu maupun bayinya. Beberapa risiko persalinan bayi prematur di antaranya:

1. Kontraksi Tidak Teratur
Persalinan prematur sering disebabkan oleh kontraksi yang muncul lebih awal. Kontraksi bisa lebih cepat, tidak teratur, dan sulit diprediksi sehingga membuat proses persalinan tidak selalu berjalan mulus.

2. Persalinan Mendadak
Persalinan bayi prematur kadang datang tiba-tiba tanpa tanda awal yang jelas. Hal ini membuat ibu tidak sempat mempersiapkan diri, sehingga prosesnya terasa lebih berat secara fisik maupun mental.

3. Komplikasi pada Bayi
Walaupun ukurannya kecil, bayi prematur memiliki organ yang belum matang sepenuhnya. Bayi berisiko mengalami masalah pernapasan, kesulitan menjaga suhu tubuh, hingga membutuhkan perawatan intensif di NICU. Kondisi ini membuat proses setelah melahirkan justru lebih menantang.

4. Risiko Kelahiran Caesar
Pada beberapa kasus, melahirkan bayi prematur justru membutuhkan tindakan operasi sesar, misalnya jika bayi mengalami gawat janin atau posisi sungsang. Jadi, tidak selalu lebih mudah.

Mengapa Melahirkan di Usia Cukup Bulan Lebih Ideal?

Tujuan utama kehamilan adalah melahirkan bayi sehat di usia cukup bulan, yaitu 37–40 minggu. Pada usia ini, organ bayi sudah matang dan siap untuk hidup di luar rahim. Meskipun proses melahirkan mungkin terasa lebih berat karena ukuran bayi lebih besar, tetapi kondisi kesehatan bayi biasanya lebih stabil dan risiko komplikasi jauh lebih rendah.


Melahirkan bayi prematur tidak selalu lebih mudah. Memang, ukuran bayi yang lebih kecil bisa membuat proses melewati jalan lahir terasa lebih ringan, tetapi risiko kesehatan pada bayi dan kondisi persalinan yang tidak terduga sering kali membuat persalinan prematur justru lebih kompleks. Oleh karena itu, setiap ibu hamil sebaiknya menjaga kehamilan agar berlangsung hingga cukup bulan. Jika ada tanda-tanda persalinan prematur, segera konsultasikan ke tenaga medis agar ibu dan bayi mendapat penanganan terbaik.

Referensi:

Clevelandclinic. premature-birth

  • # TB Persalinan & Postpartum
  • # TBMinggu35
  • # Persalinan prematur
  • # TBTrimester3
  • # Kelahiran prematur