Amanda Sagarmatha
20 November 2021
pexels.com/Garon

Ternyata, Bayi Bisa Cegukan di Dalam Kandungan Lho, Mums!

Selama hidup Mums pasti pernah cegukan. Cegukan bisa terjadi karena makan terlalu banyak atau terlalu cepat, sedang merasa cemas atau deg-degan, minum minuman bersoda, stres, hingga ketika terjadi perubahan suhu yang mendadak. Namun, tahukan Mums kalau janin juga bisa cegukan? Kok, bisa ya bayi cegukan dalam kandungan?

 

Bayi Cegukan Dalam Kandungan

Cegukan merupakan kontraksi pada diafragma yang menimbulkan suara ‘hik’ yang beritme ketika itu terjadi. Tidak jauh berbeda, janin cegukan akibat diafragmanya berkontraksi ketika berlatih untuk bernapas di dalam kandungan.

 

Saat menarik napas, cairan ketuban dapat masuk ke dalam paru-paru, sehingga mengakibatkan diafragma janin berkontraksi. Ketika itulah bayi cegukan dalam kandungan. Di awal-awal, Mums mungkin salah mengira sebagai tendangan. Namun, jika kedutan terjadi secara berirama dan terus menerus di area yang sama, maka tandanya bayi sedang cegukan!

 

Bagaimana cara membedakannya? Jika janin bergerak atau menendang, biasanya itu dikarenakan ia ingin membetulkan posisi tubuhnya atau Mums menstimulasinya dengan asupan makanan dan minuman yang manis, hangat, maupun dingin. Mums akan merasa pergerakan di beberapa area perut. Terkadang, mereka akan berhenti bergerak ketika Mums mengganti posisi tubuh.

 

Sementara jika bayi cegukan dalam kandungan, ketika Mums duduk dengan tenang, Mums akan merasa kedutan berirama datang dari area yang sama secara terus menerus. Bahkan, ritme cegukan janin dapat berlangsung hingga 15 menit, lho!

 

Biasanya, Mums mulai merasakan bayi cegukan dalam kandungan ketika memasuki trimester kedua atau ketiga. Kebanyakan ibu hamil merasakannya ketika usia kandungan memasuki 6 bulan.

 

Apakah Berbahaya Jika Bayi Cegukan Dalam Kandungan?

Ada bayi-bayi yang cegukan beberapa kali sehari di dalam kandungan. Namun, ada juga yang tidak. Namun, pada dasarnya Mums tidak perlu khawatir karena cegukan yang dialami oleh janin adalah hal yang normal dan tanda yang baik.

 

Ketika bayi cegukan dalam kandungan, ada beberapa milestone perkembangan yang ia sudah capai, yaitu:

 

  • Perkembangan sistem pernapasan

Ketika cegukan, ini menunjukkan indikasi kalau diafragma janin berkembang dengan baik. Proses perkembangan ini umumnya terjadi pada usia kandungan 10 minggu.

 

  • Perkembangan sistem saraf

Cegukan menunjukkan saraf yang mengontrol diafragma sudah aktif dan mengonfirmasi bahwa sumsung tulang belakang dan otak terhubung serta mengerjakan tugas mereka.

 

  • Perkembangan refleks

Selain bernapas, janin juga belajar menguap dan mengisap jarinya. Keduanya juga bisa menyebabkan bayi cegukan dalam kandungan.

 

Ada janin yang sering cegukan, ada pula yang jarang-jarang. Jadi, frekuensi cegukan si Kecil tidak jadi soal ya, Mums. Hanya saja, jika sudah memasuki usia kehamilan 32 minggu dan si Kecil mengalami cegukan 3 kali atau lebih dalam sehari, ataupun cegukannya bisa berlangsung lebih dari 15 menit, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter.

 

Pasalnya, bila bayi cegukan dalam kandungan terlalu sering atau terlalu lama pada trimester akhir, ini bisa menandakan adanya masalah pada tali pusat, misalnya kompresi tali pusat. Kompresi tali pusat atau prolaps terjadi ketika suplai darah dan oksigen melambat atau terhambat menuju janin. Hal ini kerap dialami pada masa minggu-minggu menjelang persalinan.

 

Komplikasi tali pusat meliputi:

  • Perubahan detak jantung janin.
  • Perubahan tekanan darah janin.
  • Peningkatan karbon dioksida di dalam darah janin.
  • Kerusakan otak.
  • Lahir mati.

 

Bayi cegukan dalam kandungan adalah hal yang normal walaupun Mums mungkin akan merasa kurang nyaman, khususnya ketika sedang fokus bekerja atau tidur. Namun, ada baiknya mulai evaluasi frekuensi dan intensitas cegukan sejak minggu ke-28 ya, Mums. Bila terasa terlalu sering atau terlalu lama, tak ada salahnya memberi tahu dokter saat kunjungan untuk berjaga-jaga. (AS)

 

Referensi

  • # Kehamilan
  • # TB Kesehatan
  • # TBTrimester2