PENYAKIT

Abses Gigi

Deskripsi

Abses gigi adalah suatu keadaan ketika terdapat nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada bagian dalam gigi. Kondisi ini biasanya muncul akibat dari adanya rongga gigi yang tidak diobati, serta adanya retakan atau serpihan pada gigi yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam gigi bagian dalam.

Abses gigi ditandai dengan gigi terasa berdenyut parah. Rasa sakit yang datang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan akan memburuk beberapa jam atau hari kemudian. Abses gigi akan menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif dan kesulitan mengunyah.

Abses ini disebabkan oleh bakteri yang berkumpul di dalam mulut akibat jarang sikat gigi. Bisa juga diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat.

 

Baca juga: 7 Penyebab Sakit Gigi, Ternyata Tidak Selalu karena Gigi Berlubang!
Pencegahan

Menghindari kerusakan gigi sangat penting untuk mencegah abses gigi. Kunci utama untuk menghindari kerusakan gigi adalah dengan merawat gigi. Hal ini termasuk:

  • Menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
  • Bersihkan sela-sela gigi dengan dental floss atau benang gigi. Sebagai tindakan pelengkap sekaligus memastikan mulut terbebas dari bakteri, akhiri tiap menggosok gigi dengan berkumur menggunakan mouthwash, jika perlu.
  • Mengganti sikat gigi setiap tiga atau empat bulan, atau saat bulu sikat telah usang.
  • Pola makan yang seimbang, membatasi makanan manis, serta membatasi makanan ringan.
  • Mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin dan pembersihan profesional.
  • Berhenti atau mengurangi merokok. Selain merusak paru-paru, kebiasaan merokok turut berdampak buruk kepada kesehatan gigi dan mulut.
Gejala

Tanda dan gejala abses gigi meliputi:

  • Sakit gigi berdenyut, parah, dan persisten.
  • Sensitivitas terhadap suhu panas dan dingin.
  • Sensitivitas terhadap tekanan mengunyah atau menggigit.
  • Demam.
  • Pembengkakan pada wajah atau pipi.
  • Perih dan ada pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang atau di leher.
  • Adanya aliran cairan berasa dan berbau busuk dalam mulut, serta terhentinya rasa sakit jika abses pecah.

 

Baca juga: Serba-serbi Gigi Geraham
Penyebab

Abses gigi terjadi ketika bakteri menyerang pulpa gigi, bagian paling dalam dari gigi yang terasa lembut dan berisi pembuluh darah, saraf, serta jaringan ikat. Bakteri masuk melalui rongga gigi, serpihan, atau retakan pada gigi, lalu menyebar sampai ke akar. Infeksi bakteri menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Ruang sempit tempat peradangan terjadi mendorong nanah agar masuk ke dalam saku (abses) di ujung akar.

Diagnosis

Dokter akan menanyakan terlebih dahulu mengenai gejala-gejala yang dialami, misalnya:

  • Di mana letak nyeri?
  • Seberapa parah nyeri yang dirasakan?
  • Kapan nyeri tersebut biasa muncul?
  • Apa yang membuat nyeri memburuk?
  • Apa yang membuat nyeri mereda?

Pemeriksaan fisik sangat penting dilakukan. Dalam hal ini, dokter akan memeriksa kondisi gigi, gusi, lidah, rahang, sinus, hidung, tenggorokan, hingga leher. Jika memang dibutuhkan, pemeriksaan dengan X-ray juga akan dilakukan. Selain menanyakan soal gejala, dokter pun biasanya akan meninjau riwayat kesehatan.

Penanganan

Abses tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Dokter gigi akan melakukan penanganan untuk mengatasi abses dengan mengeringkan nanah atau sekaligus mencabut gigi yang terinfeksi. Jika rasa sakit tidak tertahankan, konsumsi obat pereda nyeri, seperti parasetamol ataupun ibuprofen, yang dapat dibeli bebas.

Namun, sebagian orang membutuhkan obat pereda nyeri yang lebih kuat dan hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Setelah nanah dikeluarkan, umumnya gejala yang dikeluhkan akan segera hilang. Jika abses pecah sebelum sempat ke dokter gigi, segera berkumur dengan air hangat untuk membersihkan mulut sekaligus mendorong keluarnya nanah hingga tuntas.

Dokter gigi kemungkinan juga akan memberikan obat antibiotik yang harus diminum selama beberapa hari untuk mengatasi infeksi secara keseluruhan. Jika nanah belum juga hilang dan abses tidak segera sembuh dalam beberapa hari, segera konsultasikan kembali ke dokter.

 

Baca juga: Hindari 8 Jenis Makanan Ini karena Bisa Merusak Gigi!