Amanda Sagarmatha
22 Oktober 2021
pixabay.com

Waspada Solusio Plasenta pada Ibu Hamil

Melewati 9 bulan masa kehamilan tanpa satu cedera atau kesulitan pastinya menjadi harapan seluruh ibu hamil. Sayangnya, terkadang kita tidak bisa mengelak dari komplikasi pada kehamilan. Salah satu kondisi komplikasi yang perlu diwaspadai adalah solusio plasenta. Pahami lebih lanjut perihal definisi serta penanganannya yuk, Mums.

 

Apa Itu Solusio Plasenta?

Kondisi yang juga dikenal sebagai abruptio plasenta ini, merupakan situasi terlepasnya sebagian ataupun keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri). Biasanya, solusio plasenta dialami pada usia kandungan 20 minggu atau sebelum bayi lahir.

 

 

Namun tidak perlu cemas berlebihan ya, Mums. Komplikasi ini termasuk langka. Berdasarkan penelitian tahun 2002 hingga 2004 di RSUP Dr. M. Djamil Padang, dilaporkan terjadi 19 kasus solusio plasenta dari 4.867 persalinan. Data ini mendekati angka statistik hasil penelitian Cunningham di Parkland Memorial Hospital, yang melaporkan sedikitnya terjadi 1 kasus solusio plasenta dari 500 persalinan.

 

 

Baca juga: Pengalaman Memilih Tali Bank Pusat untuk Si Kecil

 

Penyebab Solusio Plasenta

Terdapat cukup banyak penyebab terjadinya solusio plasenta. Berikut beberapa poin seperti diintisarikan dari buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, karya Ida Bagus Gde Manuaba:

  • Terjatuh dalam posisi terlungkup.
  • Memiliki riwayat trauma pada perut, contohnya terkena pukulan.
  • Hamil di atas usia 40 tahun.
  • Pernah melahirkan anak kembar.
  • Memiliki tekanan darah tinggi kronis
  • Tali pusat kurang panjang.
  • Ada riwayat pre-eklampsia (komplikasi kehamilan).
  • Tekanan vena cava inferior yang sangat tinggi.
  • Kekurangan asam folat.
  • Menderita gangguan pembekuan darah.
  • Merokok.
  • Menggunakan narkoba.
  • Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya.

 

Gejala Solusio Plasenta

Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan kondisi kandungan pada trimester ketiga untuk mencegah terjadi solusio plasenta. Deteksi sejak dini gejala-gejala ini ya, Mums.

  • Perasaan sakit menyerupai kontraksi sangat hebat yang muncul tiba-tiba.
  • Pendarahan per vaginam yang hebat dan tidak terduga. Waspadai jika keluar darah segar serta darah beku berwarna kehitam-hitaman.
  • Pergerakan anak awalnya terasa aktif, kemudian melemah, hingga akhirnya berhenti.
  • Kepala terasa pusing, mual, muntah-muntah, mata pun berkunang-kunang.
  • Nyeri punggung. 

 

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil Dapat Berakibat Kematian?

 

Tipe Solusio Plasenta

Secara kondisi, lepasnya plasenta dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

  1. Plasenta lepas seluruhnya (Solusio Plasenta Totalis).
  2. Plasenta lepas sebagian (Soluio Plasenta Parsialis).
  3. Terlepas sedikit bagian dari pinggiran plasenta (Ruptura Sinus Margialis).

 

Sementara jika dikelompokkan berdasarkan berat atau ringan kasusnya, terdapat 3 tingkatan solusio plasenta, yaitu:

 

1. Solusio plasenta ringan. Plasenta terlepas sebagian kecil. Gejala yang dirasakan oleh ibu hamil di antaranya nyeri perut, rahim menegang, dan keluar darah kehitaman.

 

Penanganan: Jika usia kehamilan kurang dari 36 minggu, ibu hamil tetap perlu dirawat dengan penanganan khusus di rumah sakit. Apabila perdarahan tidak berhenti dan hasil USG menunjukkan semakin banyak bagian plasenta yang terlepas, dokter akan langsung mengambil tindakan. Jika janin masih hidup, akan diselamatkan lewat operasi caesar. Namun bila bayi sudah meninggal, dokter akan memecahkan ketuban agar janin dapat dilahirkan.

 

2. Solusio plasenta sedang. Kondisi jika seperempat bagian plasenta terlepas. Gejalanya pun sama seperti pada kategori solusio plasenta ringan. Bedanya, meski darah yang keluar tidak banyak, sebenarnya sekitar 100 ml perdarahan hebat tengah terjadi di dalam tubuh. Ibu hamil akan syok, hilang kesadaran, serta kemungkinan janinnya meninggal. Jika janin masih hidup, kondisinya sudah gawat.

 

Penanganan : Ibu hamil harus menerima tranfusi darah. Ketuban akan dipecahkan lalu ibu diinfus oksitosin agar persalinan dipercepat. Jika tidak dapat diatasi dengan persalinan normal, akan dilakukan operasi caesar untuk menyelamatkan nyawa ibu.

 

3. Solusio plasenta berat. Lebih dari dua pertiga bagian plasenta terlepas. Perut akan terasa tegang dan nyeri. Ibu hamil akan langsung syok dan janin meninggal. Perdarahan mungkin tidak sampai keluar karena sudah terjadi pembekuan darah dalam tubuh.

 

Penanganan: Dokter akan melakukan prosedur yang sama seperti pada kondisi solusio plasenta sedang.

 

Pencegahan

Pentingnya memahami informasi lengkap tentang solusio plasenta adalah agar ibu hamil semakin siap dan bisa selalu memantau kondisi janin. Perhatikan upaya-upaya berikut agar tercegah dari solusio plasenta ya, Mums:

  • Bila ada riwayat tekanan darah tinggi, obati sejak awal kehamilan sesuai petunjuk dokter.
  • Tidak merokok.
  • Tidak mengonsumsi narkoba.
  • Teratur penuh asupan asam folat yang cukup.
  • Memeriksakan kondisi kandungan secara rutin semasa hamil.

 

Terapkan gaya hidup yang positif, secara fisik dan mental, agar kondisi kehamilan kian terjaga pula. Semoga Mums sehat-sehat selalu dan si Kecil lahir tanpa ada kendala apa pun ya, Mums! (GS/AS)

 

 

 

  • # Kehamilan
  • # Ibu hamil
  • # Masalah Kehamilan
  • # Solusio Plasenta (Perdarahan pada Kehamilan)
  • # TB Persalinan & Postpartum
  • # TBTrimester2