Ella Nurlaila
17 November 2024
shutterstock

Hati-hati Suka Menghindari Konflik Rumah Tangga, Bisa Meledak!

Konflik selalu ada di manapun. Termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Sayangnya tidak semua orang mau menghadapi konflik rumah tangga. Alih-alih menghadapi apalagi menyelesaikan, justru banyak yang memilih untuk menghindar. 

Padahal menghindar bukan solusi, justru akibat suka menghindari konflik rumah tangga, beragam dampak negatif bisa dirasakan setiap saat. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang tua, melainkan juga anak-anak. 


Akibat Suka Menghindari Konflik Rumah Tangga 

Rumah tangga yang harmonis sekalipun bukan berarti bebas dari konflik. Hanya saja mereka mau menghadapi dan menyelesaikannya tanpa harus menunda apalagi menumpuknya. Jadi, pilihannya hanya dua, hadapi atau hindari. Jika memilih yang kedua, bukan berarti konflik bisa selesai dengan sendirinya. Justru akibat suka menghindari konflik hanya akan membuat situasi semakin rumit. 


Berikut ini akibat suka menghindari konflik rumah tangga : 

1. Komunikasi memburuk 

Komunikasi tidak lagi berjalan baik sebagai akibat suka menghindari konflik. Tidak lagi terbuka, ada yang ditutupi. Sebab menghidari konflik sering kali membuat malas bicara tentang perasaan atau masalah yang penting. Walhasil bakal sering salah paham karena tidak terbuka satu sama lain. 


2. Semakin berjarak 

Tanpa disadari pelan-pelan mulai berjarak karena konflik yang tidak kunjung diselesaikan. Hubungan kian merenggang dan merasa tidak nyaman akibat suka menghindari konflik. Merasa asing dengan pasangan karena terganjal konflik yang masih bersarang di pikiran. 


3. Hilang rasa sayang 

Jika komunikasi sudah memburuk dan semakin berjarak, maka rasa sayangpun perlahan menghilang. Inilah akibat sering menghindari konflik yang terus terjadi. Tidak lagi menganggap pasangan adalah orang spesial. 


4. Memupuk dendam 

Amarah yang tidak terselesaikan, emosi yang tidak tersalurkan, dan perasaan kesal yang hanya menumpuk di dada, pada akhirnya mengkristal menjadi sebuah dendam. Inilah akibat suka menghindari konflik yang tidak disadari namun begitu dalam dirasakan. 

5. Menurunnya kualitas hubungan 

Hal yang paling dikorbankan akibat suka menghindari konflik adalah menurunnya kualitas hubungan. Hubungan menjadi hampa tidak lagi bermakna. Keluarga sudah tidak menjadi prioritas utama. 

6. Menumpuk Stres 

Stress akan menumpuk sebagai akibat suka menghindari konflik karena perasaan negatif yang tersimpan dan terus menggunung. Kondisi ini membuat stress emosional menjadi berlebihan dan membebani mental. 

7. Contoh buruk buat anak 

Cara orang tua menghadapi konflik akan terekam dalam memori anak. Jadi contoh buruk buat anak. Kelak si anak akan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Sebab ia menganggap hal itu sebagai sebuah kewajaran. 

8. Bom Waktu

Inilah akibat suka menghindari konflik yang paling fatal. Bom waktu dengan ledakan dahsyat yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diduga. Cukup pemantik ringan saja, sering kali masalah kecil bisa memicu ledakan besar. Padahal masalah tersebut bisa diselesaikan lebih awal. 

Tips Menyelesaikan Konflik Rumah Tangga 

Percayalah, selalu ada solusi dari permasalahan yang terjadi. jadi jangan putus asa apalagi menghindari konflik terus menerus. Berikut ini beberapa cara mengatasi konflik rumah tangga yang layak dicoba : 

1. Turunkan ego 

Sumber dari segala permasalahan adalah ego. Ketika terakumulasi dalam bentuk konflik, saatnya menurunkan ego masing-masing. Sebab hanya dengan meredam egolah, langkah awal penyelesaian konflik bisa dilakukan. 

2.Terima masukan 

Solusi bisa datang dari mana saja karena itu berkompromilah, untuk mencari solusi terbaik. Terima masukan dari siapapun, selama itu objektif dan solutif, jangan ragu untuk menerapkannya. 


3. Perbaiki niat dan mindset 

Munculnya konflik mesti jadi momentum menata ulang niat dan mindset terhadap keluarga. Ubah sudut pandang yang selama ini keliru. Perbaiki mindset yang selama ini mungkin jadi sumber konflik. 


4. Dengarkan 

Ada saatnya bicara ada saatnya mendengar. Dengarkan tanpa menghakimi apalagi menuduh yang hanya akan memperburuk situasi dan membuat jalan buntu dalam mencari solusi.


5. Bersabarlah 

Memang tidak mudah untuk bersabar di tengah konflik yang membara. Namun ini harus dilakukan demi meredam emosi yang tak terkendali. Dan mencegah dampak yang lebih buruk. Sabar bukan hanya butuh waktu, melainkan kerelaan untuk mengesampingkan ego. 


6.Lokalisir konflik

Fokuslah pada konflik tersebut, jangan menarik pihak lain yang tidak berkepentingan. Jangan memperlebar konflik hanya untuk mencari perhatian atau pertolongan. Lokalisir konflik agar tidak melebar dan menyebar yang akan kehilangan objektifitasnya dan semakin sulit untuk diselesaikan. 

7. Bantuan professional 

Jika konflik cukup berat dan tidak bisa diselesaikan sendiri, tidak ada salahnya melibatkan professional seperti psikolog perkawinan untuk membantu menyelesaikannya. solusi dari professional jauh lebih objektif dan efektif karena berdasarkan kajian ilmiah yang terukur dan jelas hasilnya. Ketimbang hanya curhat ke teman-teman yang seringkali tidak memberikan solusi apa-apa. 

Mums, itulah 7 langkah mengatasi konflik rumah tanggga. lakukan sesuai dengan kondisi dan kadar konflik yang terjadi. Apa pun langkahnya, hal itu jauh lebih baik ketimbang membiarkan konflik dan menghindarinya. Jika berniat menghindarinya, ingat berbagai akibat dari suka menghindari konflik yang bisa merugikan diri sendiri dan orang-orang tercinta.  

 

Referensi : 

  • # Hubungan sehat
  • # Relationship