Cegah Alzheimer dengan Nutrisi dan Aktivitas untuk Kesehatan Otak
Seiring bertambahnya kelompok usia di atas 60 tahun, maka penyakit degeneratif akibat penuaan juga akan meningkat. Salah satunya demensia terutama penyakit Alzheimer, bentuk demensia yang paling umum. Sampai saat ini belum ada terapi untuk Alzheimer. Namun, apakah Alzheimer bisa dicegah?
Alzheimer adalah salah satu penyakit pikun atau hilangnya memori. Namun, penyakit ini bukan pikun biasa. Pikun merupakan bagian alami dari proses penuaan. Sementara, Alzheimer adalah penyakit serius, salah satu jenis demensia yang memengaruhi daya ingat, pemikiran, dan perilaku.
Menurut Member, Herbalife Nutrition Advisory Board, Gary Small, “Penyakit Alzheimer sering disebut sebagai "penyakit yang tak terlihat" karena gejalanya yang lambat. Gejala awal Alzheimer, seperti lupa ringan atau kesulitan berkonsentrasi, sering dianggap sebagai perubahan yang normal terkait usia. Namun, kesalahpahaman ini bisa menyesatkan. Alzheimer dapat dimulai jauh sebelum gejala muncul, kadang hingga 20 tahun sebelumnya. Saat tanda-tanda penurunan kognitif menjadi terlihat, kerusakan otak yang signifikan telah terjadi, sehingga deteksi dan intervensi dini sangat penting.”
Proses Penuaan Otak dan Ancaman Alzheimer
Seiring bertambahnya usia, otak mengalami perubahan, dan fungsi mental berkembang seiring waktu. Perubahan fungsi mental ini dapat dikategorikan ke dalam tiga tahap yang berjalan secara alami:
- Penuaan normal, ditandai dengan lupa ringan yang stabil.
- Gangguan kognitif ringan, gangguan kognitif yang lebih terlihat namun penderitanya masih bisa mandiri
- Demensia, yaitu terjadinya penurunan kognitif signifikan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk merawat diri sendiri.
Cara Mencegah Alzheimer
Salah satu cara yang paling menjanjikan untuk pencegahan Alzheimer adalah melalui menjaga pola makan dan nutrisi. Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berdampak besar pada kesehatan otak kita, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Bahkan, faktor risiko yang sama antara penyakit jantung dan demensia menunjukkan bahwa pendekatan nutrisi holistik dapat menjadi langkah pencegahan yang efektif.
“Menyesuaikan pola makan dengan memperbanyak makanan yang kaya antioksidan dan anti-inflamasi, serta mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif. Selain itu dengan mengendalikan faktor risiko seperti obesitas perut, tekanan darah tinggi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” ungkap Small.
Makanan yang baik untuk kesehatan otak antara lain makanan yang tinggi antioksidan, asam lemak dan omega-3. Bersama nutrisi lainnya, makanan ini dapat mendukung fungsi kognitif dan berpotensi mengurangi risiko Alzheimer.
Pola makan tradisional orang Asia sebenarnya sudah mengadopsi pola makan sehat yang menekankan ikan, sayuran, dan makanan lain yang secara alami kaya omega-3 dan antioksidan. Orang Asia juga terbiasa mengonsumsi tanaman herbal sebagai obat. Dalam konteks demensia, misalnya bacopa. Bacopa adalah salah satu tanaman herbal dalam pengobatan Ayurveda dan dikenal karena sifatnya yang meningkatkan kemapuan kognisi dan kesehatan otak, daya ingat, dan konsentrasi. Sebagai herbal adaptogenik, bacopa juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres.
Suplemen juga dapat memainkan peran penting dalam membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan vitamin dan nutrisi ini untuk mengoptimalkan fungsi kognitif. Berikut ini bebetapa suplemen untuk otak yang sering digunakan:
- Kafein. Selama digunakan dalam takaran tepat, kafein dapat mendukung fungsi otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa dalam kopi panggang gelap dapat membantu melindungi dari penyakit Alzheimer dan Parkinson.
- Lutein, yang dikenal sebagai "vitamin mata", juga menawarkan manfaat untuk kesehatan otak. Sebuah studi terbaru yang melibatkan orang dewasa yang lebih tua menunjukkan bahwa suplemen lutein dan zeaxanthin secara signifikan meningkatkan perhatian yang kompleks dan fleksibilitas kognitif.
- Kurkumin, senyawa yang ditemukan dalam kunyit ini membantu melawan peradangan otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin harian meningkatkan daya ingat dan suasana hati pada individu dengan mengalami penurunan memori ringan terkait usia.
Aktivitas Fisik untuk Mencegah Pikun
Selain nutrisi, olahraga teratur juga dapat memelihara fungsi otak. Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, merangsang pertumbuhan neuron, dan meningkatkan plastisitas sinaptik, yang semuanya penting untuk kesehatan kognitif.
Aktivitas fisik seperti berjalan dan latihan ketahanan juga membantu mengurangi risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, yang terkait dengan Alzheimer.
Selain olahraga, lakukan kegiatan untuk merangsang kesehatan mental, seperti membaca, mempelajari keterampilan baru, dan bermain permainan strategi. Menurut penelitian, orang yang aktif melakukan aktivitas otak ini mengalami peningktakan daya ingat, kecepatan pemrosesan, perhatian, dan persepsi.
Mencegah kerusakan otak juga bisa dilakukan dengan mengelola stres agar terhindar dari stres kronis, depresi, dan kecemasan yang semuanya meningkatkan risiko Alzheimer. Ketahanan emosional dan hubungan sosial yang kuat juga dapat mencegah berkembangnya demensia.
“Dengan mengambil pendekatan proaktif yang mencakup deteksi dini, diet yang mendukung otak, olahraga fisik dan kognitif secara teratur, serta praktik kesehatan mental yang kuat, kita dapat menyiapkan jalan menuju penuaan yang sehat,” tutup Small.
-
# Demensia
-
# Alzheimer
-
# Otak