Bayi Terlalu Besar Bisa Lahiran Normal?
Setiap ada bayi yang lahir, pertanyaan paling umum disampaikan setelah jenis kelamin adalah berat badannya. Ya, berat badan lahir bayi memang jadi indikator kesehatan bayi. Bagaimana dengan bayi terlalu besar, masihkah dianggap sehat?
Kategori bayi terlalu besar bila berat badan lahirnya lebih dari 4,5 kg. Hal ini dikenal dengan istilah macrosomia. Sebaliknya jika bayi lahir dengan berat kurang dari 2,5kg dan cukup bulan, masuk dalam kategori berat bayi lahir rendah (BBLR).
Penyebab Bayi Terlalu Besar
Melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan pemeriksaan USG, akan diketahui ukuran panjang dan berat badan lahir bayi nantinya. Dari sinilah berat badan lahir bayi bisa diprediksi, apakah bayi memiliki berat badan lahir yang memenuhi standar atau berat bayi terlalu besar maupun kecil di bawah rata-rata.
Peluang bayi terlalu besar bila ibu memiliki riwayat gula darah sebelum atau saat hamil. Riwayat pernah memiliki bayi terlalu besar sebelumnya. kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil. Berat badan bertambah berlebihan selama kehamilan dan beberapa kenaikan berat badan dapat memengaruhi berat bayi terlalu besar saat dilahirkan.
Kehamilan yang sudah sekian kalinya, cenderung semakin besar ukuran berat badan bayi. Faktor etnis dalam hal ini bayi dari kalangan Hispanik atau kulit putih cenderng memiliki berat bayi terlalu besar dibanding ibu dari latar belakang etnis lainnya.
Dan yang juja jadi faktor risiko adalah kehamilan yang telah melewati tanggal perkiraan lahir. Sebab berat bayi terus bertambah dan tumbuh selama berada di dalam rahim. Jadi, semakin lama kehamilan lebih dari 40 minggu, maka risiko melahirkan bayi terlalu besar akan meningkat.
Kebiasaan makan saat hamil juga ikut andil, yaitu pada ibu yang mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat olahan. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berkarbohidrat dengan indeks glikemix tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan janin berlebihan, menambah berat badan ibu dan kemungkinkan mengalami macrosomia atau bayi terlalu besar.
Bayi Terlalu Besar Bisa Lahir Normal?
Pertimbangan melahirkan normal atau Caesar tergantung pada perkiraan berat bayi, ukuran panggul, usia kehamilan, riwayat kehamilan, kondisi fisik ibu, dan risiko bagi ibu dan bayi.
Lebih spesifik disebutkan pada kelahiran normal atau pervaginam, berat bayi bukanlah satu-satunya pertimbangan dokter. Jika tanda-tandanya menunjukkan bayi terlalu besar, bukan berarti harus lahir secara Caesar. Kemungkinan melahirkan normal masih terbuka, selama ukuran dan bentuk panggul memungkinkan, termasuk posisi bayi di jalan lahir, kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Sementara itu indikasi kelahiran secara Caesar atas sejumlah pertimbangan di antaranya, kekhawatiran terhadap kesehatan ibu dan bayi, berat bayi lebih dari 5000 gram, ibu menderita diabetes dan perkiraan berat bayi sekitar 4500 gram.
Induksi persalinan sejak awal tidak direkomendasikan pada ibu hamil dengan berat badan bayi terlalu besar. Sebab hal ini tidak serta merta mencegah komplikasi atau cedera saat melahirkan. Namun kemungkinan dilakukan bila sudah lewat 1-2 minggu dari perkiraan tanggal melahirkan.
Komplikasi secara umum, akibat bayi terlalu besar relatif jarang terjadi. Namun kemungkinan mengalami masalah akan meningkat ketika berat bati di atas 4500gram dan akan lebih berat komplikasinya pada bayi dengan berat 5000gram.
Bayi terlalu besar, berisiko mengalami kesulitan proses kelahirannya dan cidera saat melahirkan. Risiko lainnya adalah persalinan yang sulit sebab bayi terlalu besar mengalami kesulitan melewati jalan lahir bahkan bisa saja tersangkut di jalan lahir.
Belum lagi sejumlah cidera saat lahir dokter perlu menggunakan alat persalinan seperti forceps atau vacuum yang dapat menyebabkan cidera pada kepala bayi. Cidera lainnya termasuk distosia bahu, ciderapleksus brakialis, patah tulang selangka, patah tulang lengan.
Juga risiko hipoglikemia yaitu bayi terlalu besar cenderung memiliki gula darah rendah setelah lahir. Masalah pernapasan juga mungkin terjadi pada bayi terlalu besar karena kesulitan lahir atau aspirasi meconium.
Termasuk masa rawat inap yang lebih lama di rumah sakit karena bayi terlalu besar umumnya ditangani dalam unit perawatan intensif neonatal atau Neonatal Intensive Care Unit (NICU) untuk memantau perkembangannya. Selain itu, bayi terlalu besar mengalami risiko lanjutan di masa kanak-kanak mengalami obesitas dan masalah kesehatan yang menyertainya.
Komplikasi tidak hanya terjadi pada bayi terlalu besar, melainkan juga terjadi pada ibu. Di antaranya proses persalinan yang panjang dan sulit, cidera pada daerah perineum saat melahirkan seperti robekan, episiotomy atau nyeri pada tulang ekor. Belum lagi operasi Caesar darurat dengan segala risiko yang menyertainya.
Rupture rahim atau robekan pada dinding rahim, perdarahan pasca melahirkan, inkontinensia urin, bahkan hingga kematian, meski sangat jarang terjadi akibat komplikasi persalinan bayi terlalu besar.
Semua komplikasi tersebut jarang terjadi sebab dokter umumnya akan melakukan apa saja untuk meminimalkan potensi risiko komplikasi baik untuk ibu maupun bayi.
Referensi
-
# Kehamilan
-
# TBTrimester3
-
# TB Kesehatan